Selasa, 07 Februari 2012

Tentang Film seMESTA menduKUNG

Film seMESTA menduKUNG
Dari Padang Garam ke Rimba Beton
Produksi: Mizan Productions & Falcon Pictures
Bekerja sama dengan Surya Institute

Kreativitas seperti tak pernah berhenti mengalir di Mizan Productions. Rumah produksi yang berusia relatif muda ini terus bergerak dengan komitmen menyajikan film yang digarap dengan baik dengan sisipan peran moral yang baik pula. Setelah Rindu Purnama yang meraih 7 nominasi di Festival Film Bandung 2011, kini bekerja sama dengan Falcon Pictures mempersembahkan film terbaru berjudul seMESTA menduKUNG.  Sebuah film yang terinspirasi dari kisah nyata semangat tim olimpiade sains Indonesia sebagai juara umum olimpiade fisika di Singapura. Namun, karakter detail cerita serta peristiwanya merupakan rekaan.
SeMESTA menduKUNG merupakan film ketujuh yang diproduksi oleh Mizan Productions setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi,  Garuda di Dadaku,  Emak Ingin Naik Haji,  3 Hati 2 Dunia 1 Cinta,  dan Rindu Purnama.  Semua film Mizan Productions disambut baik oleh penonton dan mendapat penghargaan di beberapa ajang festival film. Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta mendapat tujuh Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2010 dan 2 Piala di Indonesian Movie Award 2011 yang baru saja digelar beberapa waktu lalu.
Dibesut oleh John De Rantau, film ini menceritakan tentang Arif, seorang anak yang sangat mencintai fisika dan berasal dari dusun di Pamekasan, Madura.  Jauh dari gemerlap kota dan fasilitas yang memadai sekaligus kesulitan ekonomi  yang dialaminya,  tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains khususnya fisika. Beruntung ia mempunyai guru seperti Ibu Tari, seorang perempuan Minang yang karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan rela “terdampar” di Madura untuk menemukan intan-intan pecinta ilmu sains. Di luar kecerdasannya, Arif tetaplah seorang anak yang merindukan sang ibu yang lama pergi. Sang ibu yang akhirnya harus dicarinya hingga ke Singapura.
Di balik pesan kuatnya sebagai penyemangat bagi anak kurang mampu untuk giat menempuh pendidikan demi cita-cita, seMESTA menduKUNG juga hadir laiknya sebagai film dengan kritik sosial. Padang garam di Madura menjadi titik tolak dari kritik tersebut. Sebagian besar penduduk Indonesia tahu betapa terkenalnya Madura sebagai pemasok garam terbesar di negeri ini. Namun, kini banyak yang berubah. Situasi yang tak menentu membuat sebagian besar di antara penggarap ladang garam memutuskan banting setir sebagai petani. “Yang membuat miris dan sekaligus menjadi cara kita untuk memotret kondisi sosial terkini di Madura adalah bahwa tak mudah mengubah mata pencaharian  para penggarap ladang garam di sana. Ini kami perlihatkan kepada penonton dalam sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa menggugah simpati sekaligus memberi inspirasi, “ tutur Gangsar Sukrisno selaku co-producer.
Bergerak dari padang garam ke rimba beton di belantara Jakarta dan Singapura. Betapa kontrasnya kehidupan dan betapa kuasa semesta bisa mengubah semuanya dalam waktu yang tak lama. Maka Arif yang terbiasa dengan bau harum garam harus berhadapan dengan rimba beton. Semuanya dipotret dengan baik oleh H. German G.  Mintapradja yang berada di belakang kamera selaku director of photography.
Kehidupan modern berpadu dengan nuansa tradisional juga ditampilkan dalam film ini. Pertunjukan karapan sapi yang riuh dengan detail demi detail yang menarik juga dieksplorasi dan akan menjadi pemandangan menakjubkan sekaligus tambahan informasi bagi penonton yang sebelumnya mungkin masih asing.  Nuansa drama dan komedi juga berbaur dengan baik. Pencarian Arif akan sang ibu berpotensi memancing haru berpadu dengan seekor sapi bernama Justin Bibir yang akan membuat penonton terbahak.
Dibintangi oleh  ensemble cast  meyakinkan seperti Lukman Sardi, Revalina S Temat,  Helmalia Putri,  Indro (Warkop),  Feby Febiola, Ferry Salim, Zawawi Imron, Sudjiwo Tejo hingga aktor cilik pendatang baru Sayev M.B. (sebagai Arif), seMESTA menduKUNG direncanakan untuk tayang pada Agustus 2011 mendatang.

Semesta Mendukung (Mestakung)​:

seMESTA menduKUNG adalah konsep sederhana yang diambil dari fisika dan telah menjadi rahasia sukses  tim Olimpiade Fisika selama 13 tahun. Pada kondisi kritis, proses pengaturan diri tidak hanya terjadi dalam diri satu individu saja, tetapi juga dalam diri individu-individu lain di sekitarnya. Kemudian secara bersama-sama mengatur dirinya sehingga lahirlah suatu situasi yang akan mengubah situasi kritis ini.
                Konsep mestakung inilah yang mendorong Prof. Yohanes Surya terus bertekad memajukan fisika dan mengangkat martabat bangsa Indonesia.

Mizan Productions​:

Didirikan pada tahun 2008, Mizan Productions merupakan anak perusahaan Group Mizan, penerbit terkemuka di Indonesia.  Laskar Pelangi imerupakan film layar lebar pertama yang diproduksi bersama Miles,  setelah itu Garuda di Dadaku,  Sang Pemimpi,  Emak Ingin Naik Haji,  3 Hati 2 Dunia 1 Cinta,  dan Rindu Purnama menjadi film-film produksi Mizan Productions yang ikut mewarnai perfilman nasional.
Prestasi dan apresiasi terhadap film-film produksi Mizan telah diakui baik dalam dan luar negri.  Beberapa waktu yang lalu tujuh penghargaan diraih film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta dalam ajang Festival Film Indonesia 2010, juga sebagai film terfavorit di Indonesian Movie Award 2011 .

Falcon Pictures​​​:

Berdiri pada tahun 2007,  Falcon Pictures merupakan hasil perluasan bisnis dari perusahaan pengembang industri digital terkemuka di Indonesia.  Falcon Pictures mulai merambah dunia film lewat Dawai 2 Asmara yang dibintangi Raja Dangut Rhoma Irama.
Menyadari kebutuhan masyarakat akan tontonan berkualitas, Falcon Pictures kembali memproduksi film sebagai pembuktian eksistensi di industry layar lebar.  seMESTA menduKUNG sendiri merupakan film keempat setelah Milli & Nathan karya Hanny R. Saputra dan Mama Cake karya Anggy Umbara yang akan segera tayang di bioskop Indonesia.

Surya Institute​ ​:

Surya Institute didirikan pada tahun 2006 oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D dengan misi melakukan reformasi pembelajaran sains dan matematika di Indonesia.  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Surya Institute didasari keinginan untuk mempromosikan sains dan matematika yang gampang, asyik dan menyenangkan sehingga apa yang dipelajari siswa akan bermanfaat di masa mendatang ketika mereka sudah bekerja di lapangan.  Kegiatan dilakukan lewat pelatihan guru, seminar, road show, TV show, talk show, science camp,  dsb.
Beberapa kegiatan besar yang telah dilakukan oleh Surya Institute adalah menyelenggarakan ICYS, ASEC dan Asian Science Camp 2008 yang menghadirkan minimal 6 peraih nobel dalam bidang sains dan 10 lebih ilmuwan ternama di dunia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar