Film seMESTA menduKUNG
Dari Padang
Garam ke Rimba Beton
Produksi: Mizan
Productions & Falcon Pictures
Bekerja sama
dengan Surya Institute
Kreativitas
seperti tak pernah berhenti mengalir di Mizan Productions. Rumah produksi yang
berusia relatif muda ini terus bergerak dengan komitmen menyajikan film yang
digarap dengan baik dengan sisipan peran moral yang baik pula. Setelah Rindu
Purnama yang meraih 7 nominasi di Festival Film Bandung 2011, kini bekerja sama dengan Falcon
Pictures mempersembahkan film terbaru berjudul seMESTA menduKUNG. Sebuah
film yang terinspirasi dari kisah nyata semangat tim olimpiade sains Indonesia
sebagai juara umum olimpiade fisika di Singapura. Namun, karakter detail cerita
serta peristiwanya merupakan rekaan.
SeMESTA
menduKUNG merupakan film ketujuh yang diproduksi oleh Mizan Productions
setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Garuda di Dadaku, Emak
Ingin Naik Haji, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, dan Rindu Purnama. Semua film Mizan Productions disambut baik
oleh penonton dan mendapat penghargaan di beberapa ajang festival film. Film 3
Hati 2 Dunia 1 Cinta mendapat tujuh Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI)
2010 dan 2 Piala di Indonesian Movie Award 2011 yang baru saja digelar
beberapa waktu lalu.
Dibesut oleh
John De Rantau, film ini menceritakan tentang Arif, seorang anak yang
sangat mencintai fisika dan berasal dari dusun di Pamekasan, Madura.
Jauh dari gemerlap kota
dan fasilitas yang memadai sekaligus kesulitan ekonomi yang
dialaminya, tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains
khususnya fisika. Beruntung ia mempunyai guru seperti Ibu Tari, seorang
perempuan Minang yang karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan rela
“terdampar” di Madura untuk menemukan intan-intan pecinta ilmu sains. Di luar
kecerdasannya, Arif tetaplah seorang anak yang merindukan sang ibu yang lama
pergi. Sang ibu yang akhirnya harus dicarinya hingga ke Singapura.
Di balik pesan
kuatnya sebagai penyemangat bagi anak kurang mampu untuk giat menempuh
pendidikan demi cita-cita, seMESTA menduKUNG juga hadir laiknya
sebagai film dengan kritik sosial. Padang
garam di Madura menjadi titik tolak dari kritik tersebut. Sebagian besar
penduduk Indonesia
tahu betapa terkenalnya Madura sebagai pemasok garam terbesar di negeri ini.
Namun, kini banyak yang berubah. Situasi yang tak menentu membuat sebagian
besar di antara penggarap ladang garam memutuskan banting setir sebagai petani.
“Yang membuat miris dan sekaligus menjadi cara kita untuk memotret kondisi
sosial terkini di Madura adalah bahwa tak mudah mengubah mata pencaharian para penggarap ladang garam di sana. Ini kami perlihatkan
kepada penonton dalam sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa menggugah simpati
sekaligus memberi inspirasi, “ tutur Gangsar Sukrisno selaku co-producer.
Bergerak dari
padang garam ke rimba beton di belantara Jakarta dan Singapura.
Betapa kontrasnya kehidupan dan betapa kuasa semesta bisa mengubah semuanya
dalam waktu yang tak lama. Maka Arif yang terbiasa dengan bau harum garam harus
berhadapan dengan rimba beton. Semuanya dipotret dengan baik oleh H. German G. Mintapradja yang berada di belakang kamera
selaku director of photography.
Kehidupan modern
berpadu dengan nuansa tradisional juga ditampilkan dalam film ini. Pertunjukan
karapan sapi yang riuh dengan detail demi detail yang menarik juga dieksplorasi
dan akan menjadi pemandangan menakjubkan sekaligus tambahan informasi bagi penonton
yang sebelumnya mungkin masih asing. Nuansa
drama dan komedi juga berbaur dengan baik. Pencarian Arif akan sang ibu
berpotensi memancing haru berpadu dengan seekor sapi bernama Justin Bibir yang
akan membuat penonton terbahak.
Dibintangi
oleh ensemble cast meyakinkan seperti Lukman Sardi, Revalina S
Temat, Helmalia Putri, Indro
(Warkop), Feby Febiola, Ferry Salim,
Zawawi Imron, Sudjiwo Tejo hingga aktor cilik pendatang baru Sayev M.B.
(sebagai Arif), seMESTA menduKUNG direncanakan untuk tayang pada Agustus
2011 mendatang.
Semesta Mendukung (Mestakung):
seMESTA
menduKUNG adalah konsep sederhana yang diambil dari fisika dan telah menjadi
rahasia sukses tim Olimpiade Fisika
selama 13 tahun. Pada kondisi kritis, proses pengaturan diri tidak hanya
terjadi dalam diri satu individu saja, tetapi juga dalam diri individu-individu
lain di sekitarnya. Kemudian secara bersama-sama mengatur dirinya sehingga
lahirlah suatu situasi yang akan mengubah situasi kritis ini.
Konsep
mestakung inilah yang mendorong Prof. Yohanes Surya terus bertekad memajukan
fisika dan mengangkat martabat bangsa Indonesia.
Mizan Productions:
Didirikan pada
tahun 2008, Mizan Productions merupakan anak perusahaan Group Mizan, penerbit
terkemuka di Indonesia.
Laskar Pelangi imerupakan film layar lebar pertama yang diproduksi bersama Miles, setelah itu Garuda di Dadaku, Sang
Pemimpi, Emak Ingin Naik Haji, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, dan Rindu Purnama menjadi film-film
produksi Mizan Productions yang ikut mewarnai perfilman nasional.
Prestasi dan
apresiasi terhadap film-film produksi Mizan telah diakui baik dalam dan luar
negri. Beberapa waktu yang lalu tujuh
penghargaan diraih film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta dalam ajang Festival Film
Indonesia 2010, juga sebagai film terfavorit di Indonesian Movie Award
2011 .
Falcon Pictures:
Berdiri pada
tahun 2007, Falcon Pictures merupakan hasil perluasan bisnis dari
perusahaan pengembang industri digital terkemuka di Indonesia. Falcon
Pictures mulai merambah dunia film lewat Dawai 2
Asmara yang dibintangi Raja Dangut Rhoma Irama.
Menyadari
kebutuhan masyarakat akan tontonan berkualitas, Falcon
Pictures kembali memproduksi film sebagai pembuktian eksistensi
di industry layar lebar. seMESTA menduKUNG sendiri merupakan
film keempat setelah Milli & Nathan karya Hanny R. Saputra dan Mama Cake karya
Anggy Umbara yang akan segera tayang di bioskop Indonesia.
Surya Institute :
Surya Institute
didirikan pada tahun 2006 oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D dengan misi melakukan
reformasi pembelajaran sains dan matematika di Indonesia.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Surya Institute didasari keinginan untuk
mempromosikan sains dan matematika yang gampang, asyik dan menyenangkan
sehingga apa yang dipelajari siswa akan bermanfaat di masa mendatang ketika
mereka sudah bekerja di lapangan. Kegiatan dilakukan lewat pelatihan
guru, seminar, road show, TV show, talk show, science camp, dsb.
Beberapa
kegiatan besar yang telah dilakukan oleh Surya Institute adalah
menyelenggarakan ICYS, ASEC dan Asian Science Camp 2008 yang menghadirkan
minimal 6 peraih nobel dalam bidang sains dan 10 lebih ilmuwan ternama di dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar